![]() |
Hutan sumatera yang semakin menipis arealnya. Foto : Greenpeace. |
JAKARTA, BL- Asia Pulp and Paper (APP) merilis komitmen barunya untuk menghentikan deforestasi sebagai upaya untuk menyelamatkan hutan Indonesia yang tersisa.
APP, salah satu produsen kertas dan kemasan terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi bubur kertas 18 ton pertahun yang menjangkau 120 negara. Pihak APP berjanji tidak lagi menebang hutan alam di seluruh rantai pasokannya yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Februari 2013.
APP, salah satu produsen kertas dan kemasan terbesar di dunia,
dengan kapasitas produksi bubur kertas 18 ton pertahun yang menjangkau 120
negara. Pihak APP berjanji tidak lagi menebang hutan alam di seluruh rantai
pasokannya yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Februari 2013.
Dalam pengumuman
tersebut, Aida Greenbury, Managing Director Sustainability & Stakeholder
Engagement APP menyatakan bahwa langkah yang ditempuh ini merupakan percepatan
dari target semula APP yang akan dicapai pada tahun 2015.
Greenpeace
menyambut baik komitmen APP.“Kami memuji APP atas komitmen baru mereka untuk
mengakhiri deforestasi, namun apa yang sebenarnya terjadi di hutan itu lebih
penting dan kami akan terus memantau perkembangannya. Jika APP sepenuhnya
menerapkan kebijakan baru tersebut, maka ini akan menandai perubahan dramatis,
setelah bertahun-tahun terlibat dalam deforestasi di Indonesia,” kata Bustar
Maitar, Kepala Kampanye Hutan Indonesia melalui siaran persnya yang diterima
Beritalingkungan.com.
Menurut
Bustar jika ini benar-benar dilaksanakan, mampu meruntuhkan sejarah
kontroversial kerusakan hutan yang sudah mereka lakukan.
Hutan
hujan Indonesia merupakan habitat penting bagi spesies yang terancam punah
termasuk Harimau Sumatera dan hunian bagi ribuan komunitas lokal yang
tergantung terhadap hutan. Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi bahwa
industri pulp dan kertas merupakan sektor yang memimpin laju deforestasi di
Indonesia, begitu juga dengan sektor kelapa sawit.
Longgena
Ginting, Kepala Greenpeace Indonesia mengaku telah menelaah secara mendalam, komitmen
tersebut. APP telah membuka ruang penyelesaian konflik-konflik sosial secara
damai, di tengah meningkatnya tindakan kekerasan yang dipicu oleh konflik lahan
antara masyarakat lokal dan perusahaan.
Langkah
yang ditempuh oleh APP ini merupakan hasil dari berbagai tekanan dari ornop
Indonesia maupun internasional yang menentang peran mereka terhadap pembabatan
hutan skala besar, termasuk kehidupan liar yang penting serta wilayah yang
dihuni oleh komunitas lokal. Kampanye Greenpeace untuk merubah sektor industri
pulp dan kertas, menurut investigasi yang dilakukan selama ini telah melihat
pelanggaran yang dilakukan oleh APP dan sejumlah kampanye global yang
mengekspos merk-merk global yang pasokan kertas dan kemasannya berasal dari
APP.
![]() |
Babak baru APP-Greenpeace. Foto : AFP/Getty Images |
Komitmen
baru APP datang di saat waktu yang genting bagi kondisi hutan Indonesia. Dua
tahun kebijakan moratorium yang telah dikeluarkan oleh Presiden Yudhoyono di
tahun 2011 akan berakhir masanya di bulan Mei tahun ini.
Bustar
berharap pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan momentum APP ini untuk
memperpanjang dan memperkuat capaian moratorium, dimulai dengan meninjau ulang
konsesi hutan yang sudah ada. Mengingat kegentingannya, pemerintah harus
memajukan penegakkan hukum kehutanan untuk membantu perusahaan APP menerapkan
kebijakan konservasi mereka.
"Hanya
aksi bersama dari pemerintah, industri dan masyarakat sipil yang mampu membuat
gelombang perubahan dari kepunahan yang sedang mengancam harimau
sumatera,"tandasnya.
APP
adalah anak perusahaan Grup Sinar Mas, adalah salah satu dari dua industri pulp
dan kertas global di Indonesia yang produknya bergantung pada serat hutan
hujan, APP menangani sejumlah merek-merk terkenal di seluruh dunia.
Greenpeace
juga telah menulis surat secara resmi kepada CEO APRIL (Asia Pacific Resources
International), produsen terbesar kedua pulp dan kertas di Indonesia, dan
menanyakan kapan perusahaannya akan membuat dan menerapkan komitmen serupa agar
mengakhiri deforestasi. (Marwan Azis).
Berikut ringkasan
komitmen Kebijakan Konservasi Hutan oleh APP
- Mengakhiri ekspansi ke hutan alam, termasuk lahan gambut.
- Pengelolaan praktek terbaik lahan gambut di lapangan untuk mengurangi dan menghindari emisi gas rumah kaca.
- Protokol baru untuk memastikan prinsip-prinsip Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (padiatapa) / Free and Prior Informed Consent (FPIC) diterapkan pada seluruh perkebunan baru, dan menyelesaikan konflik sosial dengan komunitas yang terkena dampak akibat praktek-praktek terdahulu.
- Komitmen monitoring oleh The Forest Trust, dengan pengamat independen dari komunitas NGO.
- Serta langkah-langkah lainnya yang mendukung pengelolaan hutan yang bertanggung jawab di seluruh rantai pasokan APP secara global.
Sumber data : Greenpeace
Baca pula artikel Jejak Hitam APP dalam pengelolaan hutan :
- Video Jejak Ramin APP
- Perusahaan global ramai-ramai boikot APP
- Bukti kejahatan kehutanan APP Terungkap
- Greenpeace : APP tutupi soal harimau sumatera
- Greenpeace Laporkan APP ke Menhut
- National Geographic terlibat skandal hutan
- KPC diminta berhenti gunakan produk APP
- Kebakaran lahan APP perparah kabut asap
Baca pula artikel Jejak Hitam APP dalam pengelolaan hutan :
- Video Jejak Ramin APP
- Perusahaan global ramai-ramai boikot APP
- Bukti kejahatan kehutanan APP Terungkap
- Greenpeace : APP tutupi soal harimau sumatera
- Greenpeace Laporkan APP ke Menhut
- National Geographic terlibat skandal hutan
- KPC diminta berhenti gunakan produk APP
- Kebakaran lahan APP perparah kabut asap