![]() |
Aksi salah satu aktivis Friends of the Earth (FOE) Inggris di markas klub sepakbola Inggris, Chesea FC (4/4). Foto: foe.co.uk |
Pius Ginting, Pengkampanye Tambang dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dalam keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan mengungkapkan, sepertiga timah dunia berasal dari Pulau Bangka Belitung, Indonesia. Namun hingga saat ini, perusahaan Samsung tidak mengakui asal timah yang mereka gunakan.
Prihatin
terhadap kerusakan lingkungan di Bangka akibat penambangan timah di
darat dan laut di Bangka, organisasi lingkungan hidup FOE- WALHI
mendesak semua perusahaan elektronik untuk bertanggung jawab untuk
memulihkan kerusakan lingkungan Bangka.
Penambangan
timah di dunia saat ini menimbulkan banyak persoalan lingkungan dan
sosial. Di Kongo, penambangan menimbulkan konflik bersenjata.
Sehingga pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan Dodd Frank Act,
untuk memastikan bahwa timah yang masuk ke pasar Amerika tidak
berasal dari daerah konflik.
Dalam rilisnya WALHI
mengharapkan agar terdapat peraturan yang menegaskan timah yang
digunakan pasar luar tidak menyebabkan kerusakan lingkungan darat dan
laut, tidak membahayakan jiwa dan mengakui hak veto rakyat untuk
memutuskan apakah lingkungan mereka ditambang atau tidak. Nelayan di
Bangka dan Belitung kerap melakukan protes karena tangkapan mereka
berkurang drastis akibat penambangan timah di laut mengakibatkan
terumbu karang tersedimentasi. Sehingga tidak lagi dihuni ikan-ikan.
WALHI
bersama Friends of the Earth mendesak agar perusahaan elektronik
terbuka tentang dampak timah yang mereka gunakan, serta melakukan
perbaikan kerusakan lingkungan yang telah terjadi. (Marwan Azis).