![]() |
Perkebunan Sawit. Foto : Ist. |
OSLO, BL – Perusahaan asuransi dana pensiun utama Norwegia Storebrand menarik
investasinya di 11 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang diyakini
telah melanggar standar keberlanjutan perusahaan.
“Ini
kabar bagus. Ketika investor seperti Storebrand mencabut investasinya
di 11 produsen kepala sawit, maka ini adalah pesan yang jelas kepada
industri untuk berkomitmen untuk mengakhiri penghancuran hutan.
Greenpeace berharap banyak lagi perusahaan mengikuti langkah Storebrand
agar perusahaan produsen lainnya untuk membersihkan perilaku bisnis
mereka,” kata Truls Gulowsen dari Greenpeace Norwegia melalui keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com.
Storebrand
mengeluarkan 11 dari 12 kepemilikan sahamnya di perkebunan kelapa
sawit, dan mengecualikan Golden Agri-Resources karena telah menerapkan
kebijakan konservasi hutan.
“Produsen
kelapa sawit seperti Golden Agri-Resources menunjukkan kepemimpinan
perusahaan melalui komitmen mereka melindungi hutan. Sementara itu di
sisi lain, kami menemukan perusahaan seperti Noble Group, Sime Darby
dan IOI Corp masih belum memiliki kebijakan yang cukup untuk
menghentikan deforestasi. Mereka harus mengambil isyarat dari tindakan
Storebrand dan komitmen untuk menghentikan penebangan hutan secepatnya,
atau berisiko kehilangan investor,” kata Bustar Maitar, Kepala Kampanye
Hutan Indonesia Greenpeace Internasional.
Organisasi
seperti Greenpeace telah menjadi bagian penting dalam membuat perubahan
kebijakan ini terjadi. Ini terjadi melalui proses negosiasi intensif
dengan Storebrand, dan kesadaran publik atas dampak negatif dari
produksi kelapa sawit yang tidak bertanggungjawab, yang membuat investor
dan perusahaan-perusahaan didorong untuk mengubah kebijakan dan
membersihkan prilaku mereka.
“Hubungan
antara produksi kelapa sawit dan kehancuran hutan telah dikenal luas di
Norwegia dan ini bagian dari tumbuhnya tren dimana perusahaan mulai
dikritisi aktifitas hulunya di mana mereka berinvestasi,” kata Truls
Gulowsen.
Storebrand
menjadi berita utama pada tahun lalu ketika menarik investasinya dari
19 perusahaan batubara dan minyak pasir (tar sand). Menurut Storebrand,
perubahan iklim, dengan kehancuran hutan sebagai pendorong terbesar,
adalah merupakan resiko yang paling sempurna untuk keberlanjutan.
Para
pemain lain di industri minyak sawit juga mulai bergerak, Wilmar
International, pedagang kelapa sawit terbesar di dunia berkomitmen untuk
kebijakan nol deforestasi akhir tahun lalu. Perusahaan yang berbasis di
Singapura ini berada dalam daftar Storebrand tersebut, tetapi
Greenpeace akan terus mendesak Wilmar untuk mengimplementasikan secara
penuh komitmen ambisiusnya untuk berhenti berdagang minyak sawit kotor.
Menurut Bustar, sektor
kelapa sawit adalah penyebab tunggal terbesar deforestasi di Indonesia.
Peta Kementerian Kehutanan Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia
kehilangan sekitar 620 ribu hektar hutan hujan setiap tahun (lebih besar
dari negara Brunei). Ekspansi kelapa sawit hingga ke Papua New Guinea
dan Afrika telah mengancam hutan, memicu kontroversi dan konflik dengan
masyarakat setempat.