![]() |
Inilah satu contoh bangunan di Kota Kendari yang kontruksinya menggunakan anakan kayu hutan atau dolken sebagai penyangga kontruksi bangunan. Foto : Alin. |
KENDARI, BL- Maraknya
penggunaan anakan kayu hutan atau dolken sebagai penyangga konstruksi bangunan
di Kota Kendari menuai sorotan Wali Kota Kendari Dr Ir Asrun.
Menurut Dr Asrun, pihaknya akan
menghentikan penggunaan dolken karena sangat besar dampaknya terhadap kerusakan
hutan.
“Dimasa yang akan datang saya
juga sedang mempertimbangkan untuk melarang penggunaan dolken di Kota Kendari,
saya melihat sudah cukup besar penggunaan dan itu dampaknya terhadap
pengrusakan hutan cukup tinggi” kata Arsun (10/6).
Ia meyakini dolken-dolken
tersebut berasal dari kawasan hutan di luar Kota Kendari, namun jika ini tidak
dicegah dan menyebabkan kerusakan hutan, maka Kota Kendari lah yang
paling merasakan dampaknya.
Asrun meminta, DPRD Kota
Kendari juga menyusun peraturan daerah Kota Kendari tentang konsep bangunan eco
building, dimana dalam proses mendirikan bangunan para
kontraktor atau masyarakat menggunakan baja sebagai penyangga bangunan.
Selain menyelamatkan hutan,
penggunaan baja sebagai penyangga juga bisa meningkatkan kualitas bangunan dan
keamanan para pekerja karena kualitas penyangga baja lebih baik dari pada
dolken.
“Bagaimana dolken itu kita
ganti dengan baja, saya lihat ini juga merupakan sebuah peluang bisnis bagi
masyarakat kota, dengan begini pengusaha di kota kendari bisa memanfaatkan
peluang ini dan betul-betul ini merupakan upaya memelihara lingkungan dan
keamanan membangun konstruksi” jelasnya.
Beberapa tahun sebelumnya,
sejumlah LSM Lingkungan termasuk Greenpress Kendari pernah menyuarakan
pentingnya menghentikan penggunakan dolken sebagai penyangga kontruksi
bangunan, karena akan berdampak negatif pada kelestarikan hutan dan
keseimbangan lingkungan. (Alin)