![]() |
Salah seorang peserta mencoba mengidentifikasi karang di dalam laut. Foto : Eco Diver Journalists. |
Terumbu
karang merupakan salah satu potensi sumber daya laut yang sangat
penting. Sayangnya, ilmu terkait terumbu karang terbilang langka dan tak
banyak orang yang mampu mengidentifikasi jenis-jenis terumbu karang.
Namun kini tak perlu khawatir, karena seorang pemula pun bisa
mengidentifikasi karang dengan menggunakan alat yang
bernama coral finder.
Keindahan terumbu karang
mempunyai nilai estetika sangat tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai
objek wisata dan dapat meningkatkan devisa negara. Secara fisik terumbu
karang mampu melindungi pantai dari degradasi dan abrasi.
Terumbu karang mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai
tempat memijah, mencari makanan, daerah asuhan dari berbagai biota laut
dan sebagai sumber plasma nutfah serta merupakan sumber berbagai
makanan dan bahan baku substansi bioaktif yang berguna dalam bidang
farmasi dan kedokteran.
Selain itu, terumbu
karang juga berfungsi sebagai sarana pendidikan dan penelitian. Dilihat
dari nilai pentingnya terumbu karang tersebut, maka perlu adanya
konservasi dan pengelolaan untuk menjaga serta memelihara ekosistem
tersebut agar selalu dalam kondisi baik.
Kini,
dengan Coral Finder, keindahan ekosistem terumbu karang bisa diamati
dengan beberapa langkah mudah. Coral Finder juga sangat cocok bagi
pemula yang ingin belajar mengidentifikasi karang karena sistematis
penggunaannya cukup jelas dan mudah.
Belajar Coral Finder
Coral
Finder merupakan buku panduan lapangan yang dikeluarkan oleh Coral Hub
dengan fungsi sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi jenis karang
sampai level Genus dengan 3 langkah cepat dan mudah untuk dimengerti.
“Coral
finder itu sebetulnya digunakan untuk beberapa tujuan, pertama mungkin
lebih keilmuan untuk mengetahui species karang. Coral Finder merupakan
langkah pertama menuju kesana. Jadi belajar mengidentifikasi genera
karangnya dulu, baru kemudian masuk ke yang lebih detil, seperti
spesies” ujar Rizya Ardiwijaya, peneliti karang dari The Nature
Conservancy (TNC) yang bertindak sebagai instruktur di pelatihan
Identifikasi Terumbu Karang yang diadakan di P. Pramuka, Kepulauan
Seribu.
Dalam pelatihan identifikasi terumbu
karang Ryza menegaskan, tekanan dari aktivitas manusia dan perubahan
iklim dinilai menjadi faktor utama kerusakan karang yang menyebabkan
stres, pemutihan, dan kematian karang.
“Sekitar
16% terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan permanen akibat
perubahan iklim. Suhu di laut yang meningkat setiap tahun dapat
mengakibatkan pemutihan massal terumbu karang”, ujar Ryza yang telah
berkutat di terumbu karang dalam 12 tahun terakhir.
Sejak
1998, sudah ada sekitar 16 persen terumbu karang yang mengalami
kerusakan secara permanen. Jika terserang pemutihan, maka persentase
kematiannya bisa mencapai 60 sampai 90 persen.
Dengan
Coral Finder, perubahan yang terjadi pada ekosistem terumbu karang
dapat diamati. Coral Finder telah menjadi semacam 'jembatan' antara
Karang Hidup yang ada di perairan dengan Buku Taksonomi Karang 'Coral of
The World' karya J.N.E. Veron yang terdiri dari 3 Volume. Bedanya,
Coral Finder disusun secara sistematis untuk tujuan identifikasi di
dalam laut.
“Coral Finder ini merupakan resume
dari 3 buku tentang karang untuk mempermudah penggunanya dengan
meringkas genus-genus karang yang bisa dibawa ke dalam air”, ungkap
Ryza.
Itu sebabnya. Coral Finder yang dicetak
pada 29 halaman berbahan dasar plastik tahan air, dilengkapi dengan
informasi tentang ciri-ciri fisik yang membedakannya dengan genera
lainnya. Coral finder juga diklaim mampu mengidentifikasi 80 genus
karang keras di Asia Pasifik.
“Selama pengalaman melatih penggunaan Coral Finder, seorang pemula pun dapat mengidentifikasi dengan benar”, ujar Rizya.
Menggunakan Coral Finder
Coral
Finder memang dirancang untuk mempermudah penggunanya dengan meringkas
genus-genus karang di daerah Indo-Pasific kedalam suatu buku panduan
jenis karang yang bisa dibawa ke dalam air.
Buku
Coral Finder terdiri dari beberapa bagian, yakni buku identifikasi
karang sebagai alat utama mengidentifikasi dan dilengkapi dengan papan
tulis (sabak) serta alat ukur dibagian atasnya.
Selain
itu, Coral Finder juga dilengkapi dengan Hook/Pengait yang berguna agar
tidak terlepas dari tangan. Juga tak ketinggalan kaca pembesar sebagai
alat bantu dalam melihat lebih jelas untuk mengukur besar koralit dari
karang yang sedang kita amati.
“karena koralit (mata) karang sangat kecil, kita butuh kaca pembesar untuk melihatnya” ujar Ryza.
Penggunaan
Coral Finder dilakukan dengan 3 langkah mudah. Pertama, perhatikan
bentuk pertumbuhan karang tersebut (Branching, Meandering, Massive,
Plates, dsb) pada kolom Key Group dalam CoralFinder.
Kedua,
setelah menentukan bentuk pertumbuhannya, dipelukan pengukuran besar
koralit pada karang tersebut. untuk langkah ini digunakan bantuan kaca
pembesar dan penggaris/alat ukur.
“Setelah
menentukan besar koralit karang yang diidentifikasi, maka akan langsung
diarahkan pada halaman dimana terdapat jenis-jenis karang yang memiliki
besar koralit yang diukur sebelumnya”, tutur Ryza yang juga hobi
menyelam.
Ketiga, pada halaman yang sudah
dirujuk, lihat dan cari gambar karang yang sesuai dengan karang yang
sedang diamati. Jika terdapat kemiripan antar genus, kerucutkan pilihan
menjadi 2 jenis saja.
“Untuk memilih genus yang
tepat, terdapat kolom karakteristik pada tiap-tiap genus. Baca lalu
pilih karang yang memiliki karakteristik yang sama dengan yang ada di
Coral Finder”, ujar Ryza kemudian.
Jika sudah
mampu mengidentifikasi jenis karang yang diamati, disarankan untuk
membuka buku “Coral of The World” sebagai langkah verifikasi terkait
jenis genus yang diamati untuk lebih meyakinkan.
“karena
itu saya menyarankan dalam pengamatan karang di dalam laut, hendaknya
dilengkapi dengan foto atau video, sehingga jenis karangnya
teridentifikasi dengan jelas. Bila masih kurang yakin, tak ada salahnya
berdiskusi dengan ahlinya”, ungkap Ryza.
Monitoring Terumbu Karang
Pengelolaan
terumbu karang secara lestari dan berkembang sangat penting. Ekosistem
terumbu karang yang sehat dapat mendukung kehidupan nelayan. Jika
habitat terumbu karang tidak diusik maka fungsinya akan optimal dan
produksi ikan karang secara berkesinambungan akan memberi keuntungan
secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Terumbu
karang merupakan ekosistem yang sangat kompleks dengan keanekaragaman
biota yang sangat tinggi. Terumbu karang memiliki kerangka kapur yang
terdiri dari CaC03 dan di dalam polyp karang terdapat zooxanthella yang
merupakan symbion karang. Zooxanthelia ini berupa algae bersel satu yang
membantu dalam pembentukan kerangka kapur.
Selanjutnya,
karang akan hidup jika kualitas perairannya baik. Karang juga
membutuhkan kondisi dasar perairan yang cocok untuk larva bisa menempel.
Untuk beberapa wilayah di Kepulauan Seribu, keanekargaman terumbu
karang terbaik berada di bagian utara.
“disini
kita sulit untuk mendapatkan kondisi dasar perairan yang cocok untuk
larva karang bisa menempel. Kondisi perairan yang keruh di sekitar dan
terlalu dekat pemukiman mengakibatkan banyak nutrien yang masuk, juga
banyak limbah rumah tangga, sehingga kondisi perairan kurang bagus”,
ungkap Ryza.
Jika identifikasi genus karang
telah diketahui, maka monitoring terumbu karang akan lebih mudah
dilakukan. Para pemerhati karang akan mampu menentukan rencana aksi
selanjutnya.
“Setelah mengetahui genus karang,
monitoring terumbu karang dapat dilakukan untuk melihat coral
resillience dan penyakit karang. Ini juga penting untuk menggambarkan
tingkat kualitas suatu perairan,” paparnya.
Selanjutnya,
informasi itu dapat digunakan untuk pelaporan dan monitoring lebih
lanjut dan lebih dini terhadap kesehatan terumbu karang. Apalagi,
penelitian terkini menunjukkan bahwa genus karang yang berbeda memiliki
kerentanan terhadap pemutihan yang berbeda pula. Salah satunya
penelitian James R. Guest yang dimuat pada jurnal PLOS One 2012. Guest
menemukan bahwa genus Acropora dan Pocillopora merupakan jenis karang
yang sangat rentan. Dan di pulau pramuka, kedua genus karang itu
merupakan jenis karang yang banyak ditemui. (Jekson Simanjuntak)
-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar