![]() |
Ilustrasi orangutan yang kerap menjadi korban perdangan satwa illegal. Foto : Mongobay.com/Paul Hilton. |
Hal
itu dilakukan oleh lembaga antikorupsi, biro bea dan cukai serta agensi
penegak hukum pada negara-negara tersebut. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah mengidentifikasi rantai pasokan perdagangan ilegal.
"Perdagangan
ilegal menyebabkan banyak spesis menuju kepunahan dan penyebab korupsi
dan kejahatan terorganisir," kata David Luna, Koordinator APEC
Anti-Corruption and Transparency Pathfinder dalam keterangan resminya,
pekan lalu seperti dilansir Bisnis.com.
Menurut Luna, kejahatan model itu
memiliki risiko rendah namun dengan imbal hasil yang tinggi. Hal itu,
katanya, menyebabkan para pelaku terus melakukan kejahatan itu ke
tingkat yang lebih tinggi.
APEC menyatakan
perdaganan satwa ilegal mencapai $23 miliar per tahun. Kekayaan
keanekaragaman hayati dari Asia Pasifik, demikian organisasi tersebut,
menjadi magnet bagi perburuan dan perdagangan satwa ilegal macam tanduk
badak, macan tutul dan burung-burung eksotis.(Bisnis.com)
-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar