![]() |
Lahan gambut. Foto : http://goalterzoko.blogspot.co.id. |
Hal tersebut disampaikan pada saat membuka acara Joint Symposium Restorasi Gambut dan Pencegahan Kebakaran Gambut di Jakarta (30/5).
“Kami
memberikan apresiasi atas terselenggaranya joint symposium ini, terlebih
salah satu outputnya adalah memperkuat kesepakatan kerjasama antar BRG
dengan berbagai Universitas di Indonesia di bidang penelitian dan
pengabdian masyarakat yang tentunya untuk mendukung pelaksanaan
restorasi ekosistem gambut. Apresiasi juga kami berikan kepada Kedutaan
Besar Jepang yang telah mendukung kerjasama dengan Universitas Kyoto dan
Universitas Hokkaido”, kata Bambang Hendroyono.
Ada
11 perguruan tinggi di Indonesia yang terlibat dalam kegiatan tersebut
yaitu Universitas Jambi, Universitas Riau, Universitas Tanjungpura,
Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Palangkaraya, Universitas
Cendrawasih, Universitas Mulawarman, Universitas Gadjah Mada, Institut
Pertanian Bogor, dan Universitas Sebelas Maret. Para pakar restorasi
dari perguruan tinggi ini diharapkan dapat berbagi pembelajaran,
informasi dan kajian ilmiah terkait riset dan kegiatan restorasi gambut
yang telah dilakukan.
Badan Restorasi Gambut
(BRG) sedang membuat langkah percepatan aksi restorasi gambut di
Indonesia yaitu yang difokuskan pada tujuh provinsi yaitu Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Kalteng, Kalbar, Kalsel, Papua dan Papua Barat serta
terdapat empat kabupaten yang mendapat perhatian khusus yaitu Kabupaten
Meranti (Riau), Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Musi
Banyuasin (Sumatera Selatan) dan Kabupaten Pulang Pisang (Kalteng).
Bambang kembali menegaskan
KLHK mendukung penuh upaya BRG.
“Untuk melaksanakan kegiatan restorasi
gambut, KLHK memberikan dukungan berupa kebijakan teknis antara lain
pedoman inventarisasi dan penetapan fungsi ekosistem gambut, pedoman
pemulihan ekosistem gambut dan pedoman tata kelola air dengan pendekatan
satu kesatuan hidrolgis gambut”, urainya.
Selain
itu Bambang Hendroyono juga menekankan pentingnya pelibatan masyarakat
dalam restorasi gambut. Strategi kegiatan rstorasi gambut penting untuk
memperhatikan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kapasitas
kelembagaan masyarakat dan mampu menciptakan kemandirian masyarakat
dalam restorasi gambut, mempertimbangkan konflik masyarakat dengan
pengusaha, serta mengedepankan kearifan lokal.
"Kejadian
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut berdampak sangat
merugikan bagi Indonesia. Kerugian sosial, ekonomi, kesehatan,
lingkungan dan bahkan merembet pada persoalahan hubungan antar negara,
hal ini tidak boleh terus menerus berulang di republik ini,"jelasnya (BL)
-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar