BALI, BERITALINGKUNGAM.COM- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya membuka konferensi internasional negara-negara di dunia untuk perlindungan lingkungan laut dari aktivitas-aktivitas berbasis lahan (IGR-4) di Nusa Dua, Bali, Rabu (31/10/2018).
Pada konferensi
lima tahunan Badan Lingkungan Hidup PBB (UNEP) ini, hadir sejumlah
Menteri Lingkungan Hidup beserta perwakilan negara-negara anggota UN
Environment, NGO, para ahli, dan sejumlah anggota organisasi yang
diakreditasi UN Environment Assembly.
Perwakilan
dari UNEP, Ketua Forum IGR-3 dari Filiphina dan Coordinator Global
Programme of Action, Habib El-Habr, dalam sambutan mereka turut
menyampaikan dukacita mendalam atas musibah kecelakaan pesawat Lion
Air-610.
Di awal pidato pembukaannya, Menteri
Siti mengucapkan terimakasih atas ucapan simpati dan belasungkawa yang
disampaikan delegasi negara-negara sahabat atas peristiwa tersebut.
''Tidak
ada kata-kata yang bisa membantu menghilangkan rasa sakit dan kesedihan
dari peristiwa ini. Atas nama Pemerintah Indonesia, saya menyampaikan
penghargaan atas banyak simpati dan ucapan belasungkawa,'' kata Menteri
Siti.
Menteri Siti Nurbaya juga mengucapkan
terimakasih atas banyak simpati negara-negara sahabat, saat Indonesia
dilanda gempa di Lombok, Palu, Sigi, dan Donggala. Disampaikannya, bahwa
pemerintah Indonesia terus bekerja yang terbaik untuk memulihkan
situasi pasca gempa.
''Kami yakin akan mampu
mengatasi situasi yang tidak menguntungkan dari bencana alam ini dan
kembali ke kehidupan normal,'' tegasnya.
Selanjutnya
Menteri Siti kembali menegaskan bahwa Indonesia memiliki komitmen yang
kuat dalam agenda perubahan iklim, termasuk dalam implementasi berbagai
perjanjian global. Salah satunya adalah perlindungan ekosistem pesisir
dan laut dari kegiatan berbasis lahan, sebagaimana yang menjadi tema
utama digelarnya IGR-4.
''Indonesia sangat
mementingkan keberlanjutan planet ini, khususnya pada isu-isu perubahan
iklim, merkuri, air dan polusi udara,'' ungkap Menteri Siti.
''Serta
kelangsungan hidup keanekaragaman hayati dan laut kita sebagai warisan
generasi masa depan, sehingga mereka masih dapat menikmati dan hidup
selaras dengan alam,'' tambahnya.
Akan ada
beberapa sesi sidang selama dua hari penyelenggaraan IGR-4. Menteri LHK
Siti Nurbaya, sebagai Ketua Forum setelah sebelumnya diketuai Filipina,
akan memimpin berbagai sidang untuk menghasilkan berbagai kesepakatan
baru antar negara.
Nantinya perwakilan
negara-negara akan menyepakati hasil review pelaksanaan program aksi di
tingkat global, regional, dan nasional selama periode 2012-2017, Future
of the Global Programme of Action pada periode 2018-2022, dan program
aksi yang akan dilaksanakan pada periode 2018-2022.
Kesepakatan
IGR-4 selanjutnya akan dituangkan dalam 'Bali Declaration on the
Protection of the Marine Environment From Land-Based Activities'.
''Saya
percaya bahwa forum IGR di Bali akan menghasilkan komitmen yang berguna
untuk memecahkan masalah pencemaran laut yang berasal dari kegiatan
berbasis lahan,'' kata Menteri Siti.(Wan)
-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar