Oleh : Jekson Simanjuntak.
Sejak pagi, ribuan warga dan pengunjung memadati kawasan pelelangan ikan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Mereka datang untuk menyaksikan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang tahun ini difokuskan di Labuan Bajo.
Tak
terkecuali dengan 3 pelajar SDN Dinoyo 3 Malang yang terus berlatih sembari menanti
kehadiran Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dan Wakil Gubernur NTT,
Josep Nae Soi.
Meskipun
berasal dari wilayah yang jauh, mereka sengaja hadir untuk memeriahkan peringatan
HPSN 2020 dengan membawakan Tari Lampah. Tari Lampah menceritakan tentang
pentingnya gaya hidup sehat dengan selalu memilah sampah.
Lampah
dalam bahasa Jawa berarti berjalan. Berjalan menujur sukses untuk menjadi generasi
muda yang peduli terhadap lingkungan. Pada kesempatan itu, Tari Lampah hadir
dengan 3 kode warna, yakni hijau untuk sampah organik, kuning (sampah anorganik)
dan biru untuk sampah berbahaya (B3).
Tarian
ini merupakan perpaduan antara seni tari dan peran, sehingga tak heran jika
banyak dialog di dalamnya. Sebelumnya, tarian tersebut berhasil membawa SDN
Dinoyo 3 Malang sebagai juara ! Nasional DKAI 2019 untuk katergori seni dan
kreativitas.
Acara
semakin meriah saat 60 anak-anak SD Labuan Bajo yang berada di bagian belakang juga
ikut menari, mengikuti gerak Tari Lampah yang terpilih sebagai juara tingkat
Nasional itu.
Selain
Tari Lampah, HPSN 2020 juga dimeriahkan dengan kolaborasi penyanyi Oppie
Andaresta bersama puluhan anak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB) Labuan Bajo.
Mereka bernyanyi sembari mengajak masyarakat untuk peduli sampah, dihadapan Menko
Luhut, Menteri Siti dan sejumlah tamu undangan lainnya.
''Buang
sampah di tempatnya, hanya semudah itu. Mulai dari hal kecil, kita harus disiplin.
Sampah plastik dan organik kita pisahkan, karena bisa diolah lagi. Sampah
plastik kita sulap jadi barang berguna. Sampah organik jadi pupuk tanaman,''
begitu bunyi lirik lagu tersebut.
Masyarakat
Kian Peduli Sampah
Rangkaian
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia.
Namun secara nasional, agenda HPSN dipusatkan di lima destinasi pariwisata
super prioritas, yaitu Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, Danau Toba, dan
Likupang
Dalam
sambutannya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan
HPSN 2020 sebagai era baru pengelolaan sampah di Indonesia yang dilakukan
secara terpadu dari hulu ke hilir. Termasuk dengan menggalakkan Gerakan
Nasional Pilah Sampah dari Rumah.
"Selama
2015-2019 sudah dikeluarkan berbagai kebijakan penanganan sampah. Ini memacu
lebih baik keterlibatan masyarakat," ujar Menteri Siti Nurbaya.
Era
baru ditandai dengan tiga pendekatan yang dilakukan sekaligus, yakni perilaku minim
sampah, sirkular ekonomi dan aplikasi teknologi ramah lingkungan sebagai
fondasi waste to resource, serta pemrosesan akhir yang berwawasan lingkungan.
Dukungan
partisipasi publik juga kian besar, ditandai dengan keterlibatan kelompok
masyarakat dalam agenda penanggulangan sampah. Jika pada tahun 2015 yang
terlibat hanya 1.100 kelompok di 18 kabupaten/kota, maka di tahun 2019 telah
mencapai 5.440 komunitas.
"Di
tahun 2019 telah melibatkan 9,5 juta masyarakat di 186 Kabupaten/kota di
seluruh Indonesia", kata menteri Siti.
Selain
itu, keterlibatan perempuan juga meningkat dalam pengelolaan sampah. Jika di
tahun 2014 terdapat 1.172 Bank Sampah, maka tahun lalu jumlahnya mencapai 8.036
Bank Sampah.
"Terima
kasih atas dukungan semua pihak, komunitas, aktivis, akademisi, pelaku seni budaya
yang peduli terhadap sampah, dan tentu saja pemerintah daerah", ujar menteri
Siti.
Menteri
Siti juga menyebut, aksi bersih pantai
di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT tahun ini, melibatkan 10.000 peserta, berasal
dari pemerintah daerah, UPT, unit kerja, anak-anak sekolah, generasi muda, milenial,
komunitas lingkungan, pramuka, kelompok swadaya masyarakat.
"Selain
itu, tak ketinggalan partisipasi operator wisata selam, wisatawan, nelayan dan masyarakat",
ungkap Menteri Siti.
Menteri
Situ juga mengingatkan, bahwa sampah harus bisa ditangani dengan baik,
sebagaimana target pemerintah di 2025 yang selalu digaungkan oleh Presiden Joko
Widodo.
Khusus
di Labuan Bajo, produksi sampah mencapai 13 ton per hari. Untuk mengatasinya, pemerintah
membangun fasilitas pengelolaan sampah berupa TPST (Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu) atau Pusat Daur Ulang Pengelolaan Sampah (PDU).
"Kegiatan
TPST mampu memberikan pengaruh pengurangan sampah sebesar 10 ton per hari
dengan prinsip pemilahan dan pengurangan sampah di sumber-sumbernya", ujar
menteri Siti.
Melengkapi
sarana tersebut juga diberikan motor sampah sebanyak 8 unit dan 60 unit tempat
sampah tematik.
Sementara
itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, mengingatkan
bahwa sampah merupakan musuh bersama. Karena itu, pelibatan ribuan peserta yang
berasal berbagai kalangan dalam perayaan HPSN 2020 patut diapresiasi.
"Sampah
adalah musuh besar dan musuh masa depan bangsa karena jika tidak diperangi,
maka dampaknya akan dirasakan anak cucu kita kelak," pesan Menko Luhut.
Bagi
pemerintah daerah, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dimaknai sebagai penanda bahwa
masyarakat Labuan Bajo harus memerangi sampah. Apalagi, Labuan Bajo kini merupakan
satu dari lima destinasi super prioritas di Indonesia.
''Pemerintah
telah banyak memberikan perhatian yang tidak henti-hentinya pada kami. Ini
menjadi sinyal kuat bagi rakyat NTT untuk bersih-bersih sampah,'' ungkap ungkap
Wakil Gubernur NTT, Josep Nae Soi.
Selain
itu, Wagub Josef menginginkan model-model terobosan pengembangan wisata alam
dan wisata budaya agar tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem.
"Saya
tidak lupa berpesan agar kebersihan lingkungan tetap diutamakan demi menjaga
kenyamanan masyarakat lokal dan tamu mancanegara", pungkas Josep. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar